masukkan script iklan disini
Medan, 27 Februari 2025 – Gerakan Pemuda Perwakilan Rakyat Seluruh Indonesia menggelar aksi demonstrasi di depan Polda Sumatera Utara, menuntut transparansi dan pemeriksaan terhadap Kasat Narkoba Polres Asahan, AKP Mulyoto, SH, MH. Aksi ini didasari atas dugaan kuat keterlibatan Kasat Narkoba dalam pemesanan narkoba jenis sabu berkadar rendah dari Malaysia, yang diklaim berdasarkan rekaman percakapan telepon yang diperoleh mereka.
Ketua Umum Gerakan Pemuda perwakilan rakyat seluruh indonesia, Hendra, dalam orasinya menyatakan bahwa rekaman tersebut mengindikasikan adanya pesanan sebanyak 100 kg sabu berkadar rendah dan 13 ribu butir pil ekstasi palsu yang akan digunakan untuk menggantikan barang bukti 117 kg sabu yang sebelumnya disita di Kota Tanjungbalai. Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa transaksi ini disebut-sebut dilakukan secara bertahap dengan total nilai mencapai Rp5 miliar, dan barang pesanan tersebut direncanakan akan dijemput di tengah laut oleh anggota kepolisian menggunakan ransel.
“Kami meminta kapoldasu untuk segera memerintahkan Kadiv Propam Polda Sumut untuk memeriksa kinerja Kasat Narkoba terkait dugaan ini. Kami juga meminta klarifikasi langsung dari AKP Mulyoto mengenai rekaman percakapan yang diduga melibatkan dirinya,” tegas Hendra.
Selain dugaan penukaran barang bukti, massa aksi juga menyoroti adanya indikasi bahwa Kasat Narkoba Polres Asahan sengaja memelihara seorang bandar narkoba buronan Polresta Deli Serdang bernama Raju (45). Raju, yang diketahui terlibat dalam penyelundupan narkoba sebanyak 24 kg di Deli Serdang pada Mei 2024, dikabarkan masih berkeliaran dan bahkan turut serta dalam operasi penangkapan narkoba di Bagan Asahan pada November 2024.
“Aneh rasanya seorang buronan narkoba bisa ikut dalam penangkapan. Bahkan diduga dipersenjatai oleh aparat Satnarkoba Polres Asahan. Ini jelas bentuk penyalahgunaan wewenang yang harus segera ditindak!” seru salah satu orator, Arif.
Tak hanya itu, massa aksi juga menyoroti gaya hidup mewah yang diduga dimiliki oleh AKP Mulyoto, termasuk adanya dugaan ia memiliki istri siri yang hidup dengan fasilitas serba mewah. Hal ini, menurut mereka, berpotensi mempengaruhi integritas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas pemberantasan narkoba di wilayah hukum Polres Asahan.
“Kami mendesak PPATK untuk menelusuri aliran dana serta memeriksa rekening dan harta kekayaan Kasat Narkoba. Jangan sampai ada oknum kepolisian yang menyalahgunakan jabatannya untuk keuntungan pribadi,” tambah Habib, salah satu orator aksi.
Setelah melakukan orasi, massa akhirnya diterima oleh perwakilan dari Propam Polda Sumut. Seorang perwakilan Divisi Pengaduan Masyarakat yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa laporan tersebut akan ditindaklanjuti secara administratif sesuai prosedur yang berlaku. Namun, ia juga menegaskan bahwa proses pemeriksaan membutuhkan waktu mengingat banyaknya kasus yang sedang ditangani.
Mendengar pernyataan tersebut, massa aksi akhirnya membubarkan diri dengan harapan agar pihak kepolisian dapat menjalankan tugasnya secara transparan dan profesional dalam menangani dugaan kasus ini.
Gerakan Pemuda Perwakilan Rakyat Seluruh Indonesia menegaskan bahwa mereka akan terus mengawal kasus ini hingga ada kejelasan dari pihak berwenang. Mereka juga siap menjadi saksi dalam proses pemeriksaan untuk memastikan transparansi dalam penegakan hukum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar